Mohon dukungan untuk cerita pendek karya anak bangsa.
Film ini memotivasi penderita HIV/AIDS di seluruh dunia khususnya di Indonesia
Komentar Anda akan membantu kami untuk terus belajar dan berkreasi. Selamat menonton!


Kisah Youran Asminton yang terkena HIV/AIDS, yang kemudian ditinggal dan dihina, tetapi akhirnya ia mampu untuk mengisi hari-hari hidupnya dengan kebahagiaan, dan ia pun bahagia dengan HIV yang dideritanya sehingga mampu memotivasi orang lain.

Dukung kami dan buatlah banyak orang tersenyum bahagia karena senyuman itu adalah anugerah Tuhan untuk kita bersyukur.
Terima kasih atas dukungan Anda. ☺

Sabtu, 01 Februari 2014

Usaha Apabila Terinfeksi Virus AIDS

 USAHA-USAHA YANG DILAKUKAN APABILA TERINFEKSI VIRUS AIDS

Usaha-usaha yang dilakukan terinfeksi virus AIDS disebut juga penerapan strategi pengobatan baru. Dalam pengobatan HIV / AIDS sangat penting mengetahui dinamika HIV, serta perjalanan penyakit ( patogenesis ) sehingga dapat melakukan tindakan dan pengobatan tepat waktu.

Beberapa harapan dan kabar baik dapat dicatat dari pertemuan-pertemuan “Van Couver” di Kanada saat ini cukup banyak obat anti HIV yang efektif untuk pengobatan kombinasi. Beberapa obat penghambat protease dan obat anti HIV sedang dalam tahap akhir untuk mendapat izin. 
Obat anti HIV

Selain itu muncul pula pemeriksaan “Viral loard” yang prosesnya lebih mudah dalam mendeteksi RNA dari HIV dalam darah. Dan semua usaha diatas seharusnya di tunjang oleh motivasi dari penderita AIDS itu sendiri. Misalnya bagi mereka yang termasuk kelompok resiko tinggi terkena AIDS selalu memeriksakan darahnya secara teratur, paling sedikit 3-6 bulan sekali, demi keselamatan pasangan seksualnya. 

Dan yang tidak kalah penting adalah mendekatkan diri kepada Tuhan YME. Yaitu dengan melaksanakan ibadah-ibadah yang diperintahkan dan berusaha untuk menjauhi segala yang dilarangNya, agar penderitaan yang dirasakan tidak terlalu berat. Dan bagi masyarakat hendaknya jangan menjauhi mengucilkan mereka yang terinfeksi AIDS, tetapi seharusnya memberi dorongan atau semangat hidup, misalnya melalui nasehat-nasehat yang bisamenumbuhkan rasa percaya diri, sehingga mereka yang telah mengidap virus AIDS tidak putus asa dalam menjalani hidupnya.
Dengan adanya usaha-usaha diatas, niscaya masalah AIDS dapat diatasi, paling tidak dapat dicegah sedini mungkin, apalagi jika ada partisipasi dari semua pihak.
source : www.facebook.com/notes/kiff-corner

Pencegahan HIV/AIDS

CARA PENCEGAHAN AIDS
  • Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan dengan satu orang pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang lain.
  • Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan seksual.
  • Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus, hendaknya jangan hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS pada janinnya.
  • Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.
  • Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus dijamin sterilisasinya.
Penyuluhan HIV/AIDS

Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha untuk mencegah penularan AIDS yaitu, misalnya : memberikan penyuluhan-penyuluhan atau informasi kepada seluruh masyarakat tentang segala sesuatau yang berkaitan dengan AIDS, yaitu melalui seminar-seminar terbuka, melalui penyebaran brosur atau poster-poster yang berhubungan dengan AIDS, ataupun melalui iklan diberbagai media massa baik media cetak maupun media elektronik.penyuluhan atau informasi tersebut dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, kepada semua lapisan masyarakat, agar seluarh masyarakat dapat mengetahui bahaya AIDS, sehingga berusaha menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa menimbulkan virus AIDS.
source : www.facebook.com/notes/kiff-corner

Gejala Kemungkinan Terjangkit HIV

Adapun gejala-gejala seseorang kemungkinan terjangkit HIV diantaranya adalah sebagai berikut :
  • Rasa Lelah Berkepanjangan
  • Sesak nafas dan batuk yang berkepanjangan
  • Berat badan turun secara menyolok
  • Pembesaran kelenjar (di leher, ketiak, lipatan paha) tanpa sebab yang jelas
  • Bercak merah kebiruan pada kulit (kanker kulit)
  • Sering demam (lebih dari 38 derajat Celcius) disertai keringat malam tanpa sebab yang jelas
  • Diare lebih dari satu bulan tanpa sebab yang jelas
Orang lelah
Pada awal-awal kasus terjangkitnya HIV, kebanyakan orang tersebut cenderung menunjukkan reaksi-reaksi keras seperti menolak hasil tes, menangis, menyesali dan memarahi diri sendiri, bahkan mengucilkan diri sendiri. Saat-saat seperti itu merupakan gejala psikologis yang justru dapat membuat orang tersebut semaikin terpuruk. Pembinaan terhadap ODHA diperlukan agar selanjutnya ODHA kembali melanjutkan hidup.
source : www.pitamerah.tripod.com

Pengertian & Akronim ODHA

ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS).


ODHA
ODHA adalah sebutan untuk orang-orang yang telah mengidap HIV/AIDS.

Infeksi oportunistik sangat umum kita jumpai pada orang pengindap HIV/AIDS (ODHA).  Infeksi ini mempengaruhi hampir semua sistem organ tubuh. ODHA juga memiliki peningkatan risiko mengalami berbagai jenis kanker seperti kanker serviks dan kanker sistem kekebalan yang disebut lymphomas.

Selain itu, ODHA seringkali memiliki gejala infeksi sistemik seperti demam, berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, kelemahan atau keletihan, gangguan nafsu makan dan penurunan berat badan. Kondisi tersebut sangat tergantung pada wilayah geografis tempat hidup pasien.

source : www.viva.co.id

Fakta Penularan HIV

Karena HIV – dalam jumlah yang cukup untuk menginfeksi orang lain- ditemukan dalam darah, air mani dan cairan vagina Odha. Melalui cairan-cairan tubuh yang lain, tidak pernah dilaporkan kasus penularan HIV (misalnya melalui: air mata, keringat, air liur/ludah, air kencing).

Seks tidak aman
Dalam satu kali hubungan seks secara tidak aman dengan orang yang terinfeksi HIV dapat terjadi penularan. Walaupun secara statistik kemungkinan ini antara 0,1% hingga 1% (jauh dibawah risiko penularan HIV melalui transfusi darah) tetapi lebih dari 90% kasus penularan HIV/AIDS terjadi melalui hubungan seks yang tidak aman.

karena kegiatan sehari-hari Odha tidak memungkinkan terjadinya pertukaran cairan tubuh yang menularkan HIV. Kita tidak tertular HIV selama kita mencegah kontak darah dengan Odha dan jika berhubungan seks, kita melakukannya secara aman dengan memakai kondom

Seorang Odha kelihatan biasa, seperti halnya orang lain karena tidak menunjukkan gejala klinis. Kondisi ini disebut “asimptomatik” yaitu tanpa gejala. Pada orang dewasa sesudah 5-10 tahun mulai tampak gejala-gejala AIDS.

Hubungan seksual secara anal (lewat dubur) paling berisiko menularkan HIV, karena epitel mukosa anus relatif tipis dan lebih mudah terluka dibandingkan epitel dinding vagina, sehingga HIV lebih mudah masuk ke aliran darah. Dalam berhubungan seks vaginal, perempuan lebih besar risikonya daripada pria karena selaput lendir vagina cukup rapuh. Disamping itu karena cairan sperma akan menetap cukup lama di dalam vagina, kesempatan HIV masuk ke aliran darah menjadi lebih tinggi. HIV di cairan vagina atau darah tersebut, juga dapat masuk ke aliran darah melalui saluran kencing pasangannya.
source : www.wulandaridcc.wordpress.com

Penularan HIV/AIDS

Ada empat cara penularan HIV/AIDS, yaitu:

1. Lewat cairan darah:


Sel Darah dengan virus HIV
- Melalui transfusi darah / produk darah yg sudah tercemar HIV
- Lewat pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV, yang dipakai bergantian tanpa disterilkan, misalnya pemakaian jarum suntik dikalangan pengguna Narkotika Suntikan
- Melalui pemakaian jarum suntik yang berulangkali dalam kegiatan lain, misalnya : peyuntikan obat, imunisasi, pemakaian alat tusuk yang menembus kulit, misalnya alat tindik, tato, dan alat facial wajah


2. Lewat cairan sperma dan cairan vagina :


Sel Sperma dengan virus HIV
- Melalui hubungan seks penetratif (penis masuk kedalam Vagina/Anus), tanpa menggunakan kondom, sehingga memungkinkan tercampurnya cairan sperma dengan cairan vagina (untuk hubungan seks lewat vagina) ; atau tercampurnya cairan sperma dengan darah, yang mungkin terjadi dalam hubungan seks lewat anus.




3. Lewat Air Susu Ibu :


Bayi menyusui
- Penularan ini dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang HIV positif, dan melahirkan lewat vagina; kemudian menyusui bayinya dengan ASI.
- Kemungkinan penularan dari ibu ke bayi (Mother-to-Child Transmission) ini berkisar hingga 30%, artinya dari setiap 10 kehamilan dari ibu HIV positif kemungkinan ada 3 bayi yang lahir dengan HIV positif.







4. Secara langsung (transfusi darah, produk darah atau transplantasi organ tubuh yang tercemar HIV) l Lewat alat-alat (jarum suntik, peralatan dokter, jarum tato, tindik, dll) yang telah tercemar HIV karena baru dipakai oleh orang yang terinfeksi HIV dan tidak disterilisasi terlebih dahulu.


AIDS tidak ditularkan melalui :

1. Makan dan minum bersama, atau pemakaian alat makan minum bersama.
2. Pemakaian fasilitas umum bersama, seperti telepon umum, WC umum, dan kolam renang.
3. Ciuman, senggolan, pelukan dan kegiatan sehari-hari lainnya.
4. Lewat keringat, atau gigitan nyamuk
source : www.wulandaridcc.wordpress.com

Apa itu HIV/AIDS

Virus HIV
HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sel darah putih di dalam tubuh (limfosit) yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Orang yang dalam darahnya terdapat virus HIV dapat tampak sehat dan belum membutuhkan pengobatan. Namun orang tersebut dapat menularkan virusnya kepada orang lain bila melakukan hubungan seks berisiko dan berbagi alat suntik dengan orang lain.

AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Akibat menurunnya kekebalan tubuh pada seseorang maka orang tersebut sangat mudah terkena penyakit seperti TBC, kandidiasis, berbagai radang pada kulit, paru, saluran pencernaan, otak dan kanker. Stadium AIDS membutuhkan pengobatan Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh sehingga bisa sehat kembali.
source : www.aidsindonesia.or.id

Asal Usul HIV

Benua Afrika
Tahun 1982, dokter AS menemukan sebuah penyakit baru. Sebuah penyakit menyerang kekebalan tubuh sehingga menurun dan menjadi rentan terhadap penyakit lainnya.


Penyakit utama ini dinamakan AIDS. Lalu tahun 1983, para ilmuan dari Lembaga Pasteur di Paris dan juga tim peneliti di AS menemukan agen penyebab penyakit ini. Sebuah virus, yang dinamakan HIV (Human Immunodeficiency Virus). 


Penelitian lebih lanjut menunjukkan kalau HIV terbagi menjadi dua tipe: HIV-1 dan HIV-2. Pada orang yang terinfeksi HIV-2, AIDS butuh waktu lama untuk berkembang; namun, seorang yang memiliki HIV di tubuhnya, tidak menjamin kalau ia akan mengalami AIDS.



Kasusnya terbukti pada pemain basket Earvin Johnson yang di diagnosa HIV positif. Saat itu orang menduga kalau orang yang HIV positif berarti akan mendapatkan AIDS dan segera mengalami kematian. Tidak demikian dengan Earvin Johnson, dan dari kasus ini beserta kasus-kasus sejenis, para peneliti menyimpulkan kalau seorang HIV positif belum tentu pasti akan menderita AIDS.



Asal usul HIV tidaklah diketahui. Salah satu hipotesis mengatakan kalau untai utama (M) HIV muncul karena penggunaan vaksin anti poliomyelitis yang telah disiapkan dengan membiakkan virus polio pada sel primata non manusia. Diajukan kalau untai simian virus penurun kekebalan ini (SIV) pada awalnya ada dalam kultur sel dan mengkontaminasi vaksin. Lalu vaksin ini memasuki populasi manusia yang divaksinasi (terutama di Kongo) di akhir tahun 1950. Studi selanjutnya pada virus dari daerah Kongo ternyata tidak mendukung hipotesis ini.

Penjagalan simpanse, penyebab berjangkitnya HIV pada manusia
Perkiraan yang paling kuat dari hubungan evolusi menunjukkan kalau HIV-1 datang lewat pergeseran inang dari simpanse ke manusia. Sementara itu, saat bukti filogenetik (pohon evolusi) ini diajukan bertahun yang lalu, para peneliti masih memilih hipotesis “HIV berasal dari spesies monyet yang belum diketahui identitasnya” karena tingginya seroprevalensi SIV pada spesies monyet.

Walau begitu, bukti terbaru dari pembarisan SIV yang lebih luas dari simpanse menunjukkan kalau SIV dari simpanse dan HIV memiliki leluhur bersama yang paling baru. mekanisme pergeseran inang ini masih diperdebatkan dengan sengit, namun keyakinan umum menduga transfer lewat peningkatan kontak manusia – simpanse lewat produk darah, seperti penjagalan simpanse. Lokasi geografik yang mungkin tempat terjadinya transfer ini adalah Afrika Tengah. Perkiraan waktu terbentuknya HIV-1 diduga berada antara tahun 1915 – 1945.
Seorang anak penderita AIDS
source : www.faktailmiah.com